Pembangunan kawasan pemukiman dan wisata
di pesisir saat ini semakin marak dilakukan. Tidak terkecuali di Provinsi
Banten, beberapa lokasi yang pernah dilaporkan oleh masyarakat terdapat penyu
bertelur telah menjadi lokasi atraksi wisata.
Kemudian muncul pertanyaan, apakah pembangunan atau aktivitas pariwisata di pesisir pantai dapat mempengaruhi makanan penyu?
Sebuah studi dari Kathiani Victor Bastos dan koleganya tahun 2022 di jurnal Science
of The Total Environment melaporkan contoh kasus evaluasi degradasi
lingkungan terhadap nilai gizi makrofita laut terutama yang dikonsumsi oleh
penyu hijau (Chelonia mydas). Studi tersebut dilakukan pada daerah
pesisir dengan tingkat urbanisasi yang berbeda.
Gambar efek pembangunan kawasan pesisir terhadap keanekagaraman makrofita dan kesehatan penyu (Sumber: Bastos et al. 2022).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kumpulan makrofita di daerah yang sangat urban menunjukkan keanekaragaman yang rendah dibandingkan dengan daerah tingkat urban rendah. Degradasi habitat berhasil mengubah keseimbangan nutrisi dan kesehatan penyu hijau.
Pembangunan yang terus berlanjut dan
peningkatan aktivitas pariwisata diwilayah pesisir menuntut adanya tindakan
nyata dan terintegrasi. Penting untuk memastikan bahwa pembangunan yang
dilakukan memiliki sifat sustainable, karena sejatinya kesehatan
ekosistem laut merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup spesies penyu
dan ekosistem pesisir secara keseluruhan.
Sumber Pustaka:
Bastos KV, Machado LP, Joyeux J-C, Ferreira JS, Militão FP, de Olivera
Fernandes V, Santos RG. 2022. Coastal degradation impacts on green turtle’s
(Chelonia mydas) diet in southeastern Brazil: Nutritional richness and healt.
Science of The Total Environment, 823: 153593. DOI:
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2022.153593.